Minggu, 07 Februari 2016

RIWAYAT ROH MENENGOK JASAD DAN KELUARGA

Setelah tiga hari jasad kasar membujur di dalam kubur, ruh minta izin kepada Tuhan untuk menengok jasadnya di dalam kubur.
Setelah mendapat izin, ruh itu turun ke bumi datang ke kuburannya.
Ia berdiri di pinggir kuburannya, meskipun badannya tertutup tanah, tapi ia dapat melihat. Maka tampaklah jasadnya telah gembung dan berbau dari telinga, hidung dan mulut telah mengalir air yang busuk.


Sedih melihat tubuhnya sudah demikian. Lalu meratap dan menangis, katanya: "Hai tubuhku yang miskin, ingatkah kamu pada masa yang lalu? Betapa megahnya kamu di alam dunia?"

Inilah tempat yang sempit. Inilah tempat yang berbahaya, dan inilah tempat mananggung duka. Kini engkau telah terhimpit bumi berkalang tanah. Tubuhmu hancur dimakan bintang tanah.

Kemudian kembalilah ruh itu ketempatnya.

Lima hari kemudian, dia memohon lagi kehadirat Allah untuk menengok jasadnya. Setelah mendapat izin, pergilah ia turun ke bumi untuk menengok kuburnya. Dilihat kini tubuhnya makin membusuk dan sudah berulat. Ia berdiri dipinggir kuburnya sambil meratap sepuas hati. Lalu kembali.

Kemudian sesudah tujuh hari, kembali meminta izin kepada Tuhan akan melihat jasadnya lagi. Lalu ia turun ke bumi berdiri di pinggir kuburnya. Dilihat tubuh sudah mulai hancur dagingnya yang telah membusuk dan dimakan ulat.

Ketika melihat jasadnya demikian, seperti orang yamg melihat rumahnya yang ditinggalkan. Betapa sedihnya, kalau dulu rumahnya indah dan cantik menarik tapi kini setelah ia tinggalkan telah menjadi hancur berantakan dimakan ulat, katanya:

"Ya jasadku yang hina, begitulah jadinya keadaanmu, selama aku berpisah darimu, manakah anak istrimu yang kamu sayangi? Dimanakah hartamu yang sangat dicintai? Manakah sahabatmu yang kamu kagumi?" 

Setelah itu ia kembali ketempatnya

PERUMPAMAAN

Di bawah ini saya akan membuat perumpamaan. Semisal diri kita semasih berada di dunia ini.

Seorang lelaki mempunyai tiga orang anak. Dua orang anaknya sangat dicinta dan disayangi. Tapi yang seorang tidak begitu disayangi.

Adapun anak yang dua orang itu, segala keinginannya belum pernah dilalui pasti dikabulkan, apa kata si anak diturutinya. Tapi anak yang seorang ini tidak begitu diperhatikan. Dan kadang ditinggalkan dan dilupakan. Akan tetapi si anak ini tahu diri, meskipun ia tidak diperhatikan, tapi dia tetap menyintai orang tuanya, dan tetap ingin membela kedua orang tuanya.

Pada suatu masa orang ini terlibat suatu perkara, yang dia sendiri tidak tahu persoalannya. Si orang tua ini harus menghadap ke pengadilan, untuk dimintakan pertanggungan jawab mengapa ia harus disidang? Ia menjadi panik dan bingung, karena dia merasa tidak pernah berbuat kesalahan. Dia berpikir, dia kan mempunyai dua orang anak  yang begitu disayang dan dimanja. Kini wajarlah jika dia sebagai orang tua meminta bantuan atau pertolongan pada anaknya. Siapa tahu anaknya itu dapat membela dia di dalam sidang pengadilan.

Lalu dia datang kepada anak yang pertama dan diterangkan duduk perkaranya dan akan meminta pertolongan dari anaknya. Tapi anak ini lalu berkata:

"Ayah tidak perlu meminta bantuan saya, ayah harus pikir, ayah yang berbuat haruslah ayah yang bertanggung jawab. Bukan saya, bagaimanapun saya tidak dapat menolong ayah."

Dengan sedih hati orang tua itu pergi dan akan ditemui anaknya yang kedua dan akan meminta bantuannya. Akan tetapi setelah setelah anak itu ditemuinya serta diceritakan hal ikhwalnya. Apa jawab anaknya?

"Ayah jangan mempunyai hati pengecut. Ayah yang dipanggil ke pengadilan, ayah sendiri yang harus berani menghadapi prihal diri ayah. Tidak ada sangkut pautnya sama saya."

Kemudian dia teringat akan anaknya yang seorang ini. Barangkali dapat dimintakan bantuannya. Setelah menjumpainya, ia disambut dengan baik dan setelah ia menerangkan duduk perkaranya, dengan spontan anak iu berkata:

"Ayah, kalau begitu, biarlah serahkan kepada saya persoalan ini sayalah yang akan menghadapinya maju ke sidang pengadilan. Mudah-mudahan persoalan ayah jadi beres dan selesai.

Lalu siapakah orang tua itu? Dan siapakah dua orang anaknya yang disayang, dan siapakah anaknya yang tidak dicintainya itu?

Orang tua itu adalah misalnya tiap-tiap diri manusia lelaki atau perempuan. Dua orang anak yang sangat dicintainya adalah anak dan istrinya, anak yang yang disia-siakan adalah amal ibadatnya. Pada umumnya orang tentu sangat sayang kepada anak dan istrinya. Terbukti sikap-skap manusia rata-rata demikian, tetapi tidak cinta pada amal ibadat. Manusia rata-rata cinta kepada anak dan istri selagi hidup di alam dunia. Akan tetapi tatkala malaikatul maut mengambil nyawanya, maka nyatanya sayangnya anak dan istri itu selagi ia masih hidup, selagi ruh masih berada dalam badannya. Akan tetapi amal ibadat, yang tidak begitu dicintainya, itulah yang turut serta masuk kedalam kubur dan yang kelak membela dia di dalam kubur. Dan di dalam akherat.

Memang tidak semua manusia yang menyintai amal ibadah, tetapi yang lebih banyak adalah membenci amal ibadah. Maka tiap-tiap orang yang meninggalkan amal ibadah solat dan puasa dan sebagainya dan tiap orang yang tidak menjauhkan perbuatan ma'siat, itulah orang yang ternag-terangan membenci amal ibadahnya. Padahal amal itulah yang akan menolong dia di alam kubur dan di alam akherat.

Andaikata sama sekali dia tidak memperhatikan akan kehendak amal ibadahnya janganlah ia mengharap akan dapat pembelaan diri amalnya itu. Oleh karena itu janganlah kita cuma mencintai anak dan isteri saja. Tapi cintailah juga amal ibadat sebelum kita dipanggil pulang menghadap pengadilan. Tuhan

____

Artilel yang akan di posting kelanjutannya: RUH ORANG YANG MATI MASIH DIBERI KESEMPATAN MENENGOK KUBUR DAN KELUARGANYA

2 komentar: