Senin, 25 Januari 2016

TENTANG NI'MAT DAN AZAB KUBUR

Tentu kita akan bertanya siapakah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat kubur Munkar dan Nakir. Apakah badan kasar itu yang menjawab atau ruhnya?

Seperti apa yang diterangkan di postingan yang lalu, bahwa orang yang mati itu, adalah karena telah dicabut ruhnya oleh malaikat-maut. Ruh kembali dibawa kehadirat Allah dan ruh-ruh itu, ditempatkan di langit-langit pertama sampai di langit ke tujuh, sebagaimana telah dibicarakan. Dan tinggal jasadnya di dalam tanah. Dan jasad ini sudah tidak lagi berfungsi apa-apa lagi, dia sudah kembali asal. Asalnya mati dan kemudian jadi mati lagi!!!


Secara aqliah dan ilmiah memang sudah tidak berfungsi lagi. Ibarat batu batery yang sudah tidak bermagnet lagi. 

Jika demikian, siapakah yang merasai ni'mat kubur atas siksaannya?
Dan siapakah yang menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir?
Bagaimana orang mati di dalam laut? 
Mati dimakan ikan, atau mati dimakan ular, atau mati terbakar dan sebagainya?

Maka untuk menjawab pertanyaan ini baiklah kita selidiki kembali keadaan tubuh halus manusia. Yang dinamakan badan kasar yang terdiri dari darah, daging, kulit dan tulang. Tulang itu di bungkus dengan daging, pada daging itu mengalir darah, dan daging itu dibungkus dengan kulit.

Maka di dalam tubuh kasar itu ada beberapa macam tubuh halus yang masing-masing bekerja pada fungsinya sendiri-sendiri.

1. Ruh untuk menghidupkan tubuh kasar.
2. Rawan untuk menghayal.
3. Akal untuk berpikir.
4. Hawa budi rasa.
5. Nafsu, iradat (jiwa).
6. Malaikat Hafazah, ruhani yang baik.
7. Syetan ruhani jahat, untuk menimbulakan amarah.

Selagi manusia hidup dia ada mempunyai hawa dan nafsu.

Sekarang kita kembali bicarakan orang yang sudah mati. Kita lihat dia sudah mati dan sudah dikubur di dalam tanah. Apakah kita tahu ahli kubur itu sedang mengalami siksa atau ni'mat kubur? Cuma kita dapat mengatakan bahwa orang yang beriman dan beramal shalih  akan mendapat nikmat kubur.

Sebagai contohnya kita melihat orang yang sedang tidur. Yang kita lihat dadanya naik turun, dengan nafasnya keluar masuk mengisap udara.

Dapatkah kita mengetahui yang tidur itu sedang dapat mimpi senang atau dapat mimpi susah? Tidak!

Yang jelas kita lihat dia sedang tidur. Apakah yang sedang dirasa oleh tubuh halusnya dalam mimpinya itu setelah ia menceritakan kepada kita.

Demikian pula orang yang mati, meskipun badan kasarnya musnah telah menjadi tanah, atau hancur dimakan api, atau dimakan binatang buas, akan tetapi jiwa atau rasanya akan tetap hidup, tidak mati selama-lamanya.

Tubuh kasar manusia boleh tidur dan boleh mati, akan tetapi tubuh halus manusia tetap abadi. Jiwa atau rasa manusia tidak tidur, tidak mati. Tidak hangus terbakar, tidak hancur dimakan api, dan tidak akan mati buat selama-lamanya.

Begitulah Allah menciptakan ruh untuk selama-lamanya.

Menurut pendapat penulis, yang sering terjadi di kalangan umat manusia, yang sering kesurupan, atau kemasukan ruh halus yang sering terjadi pada orang-orang perempuan, dan penulis sendiri sering menyaksikan peristiwa seperti itu.

Pernah terjadi pada saya ketika itu saya sedang mengajar anak-anak iqro. Tiba-tiba ada tetangga, sebut saja seorang ibu yang sedang depresi karena terlalu banyak pikiran. Ibu itu kerasukan, beliau teriak-teriak sehingga tetangga lainnya selain menyaksikan juga mencoba untuk menolong dengan cara dan keyakinan masing-masing.

Karena memang saya sedang berada disitu. Akhirnya seseorang memintakan bantuan kepada saya untuk membantu mengobati. Terus terang ini pengalaman pertama saya dalam menangani orang kerasukan atau kesurupan.

Ibu yang kerasukan itu terus menggeram menakutkan seperti ada yang ingin disampaikan. Wajah ibu yang kerasukan itu terlihat pucat, matanya menyorot tajam, giginya mengancing keras, dan di sisi bibir putih pasi. Juga seluruh tubuhnya terasa kaku dan mengejang, serta mengoceh tak jelas.

Setelah saya berhasil berdialog dengan ruh yang merasukinya. Dia mengaku dari jauh, dan memang aneh, sang ibu itu bisa berbahasa jawa dengan fasih, padahal orang sunda. Lalu ruh yang merasuki tubuh ibu itu meminta yang tidak-tidak, tentu tidak saya turuti permintaannya. Karena saya yakin yang merasukinya bukan ruhani orang yang sudah mati, itu tidak lain adalah ruh syaitoni untuk mengelabui umat manusia, supaya orang mau percaya kepadanya.

Akhirnya aku bacakan Surah Al Fatehah, Al-falaq, Annas, sholawat dan doa. Alhamdulillah dengan izin Allah, sang ibu itu kembali sadar dan ruh syaitoni yang merasukinya merasa kepanasan lalu segera keluar dari tubuh ibu itu.

Baca yang terkait. Balasan di alam kubur

*"

3 komentar:

  1. Renungan yang sangat menyentuh... seharusnya saya tidak membaca ketika malam hari :D jadi merinding seluruh badan saya... Allahu Rabbi

    BalasHapus
  2. iya sama-sama kita belajar. Terima kasih mau berkunjung

    BalasHapus